Kalau orang-orang shaleh dalam heningnya sudah memanjatkan doa-doa laknat atasmu, tinggal kehendak Allah saja yang menentukan.
Lalu mau lari ke mana lagi kamu?
just another stranger on earth
Kalau orang-orang shaleh dalam heningnya sudah memanjatkan doa-doa laknat atasmu, tinggal kehendak Allah saja yang menentukan.
Lalu mau lari ke mana lagi kamu?
.
Bismillahirrahmanirrahim
.
Banyak yang masih keblinger mengenai Doa dapat merubah takdir yang akhirnya berujung kepada pemahaman Qadariyyah bahwasannya Takdir belum ditulis dan baru akan ditulis setelah hamba-Nya melakukan ikthiar. Inna Lillahi Wa Inna Ilayhi Raji’un
.
PERTAMA : yang harus dipahami adalah bahwasannya takdir telah ditulis dan ditetapkan 50,000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi oleh Allah Azza Wa Jalla.
.
Telah menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir Ahmad bin ‘Amru bin ‘Abdullah bin Sarh : telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb : telah mengabarkan kepadaku Abu Hani Al Khalwani dari Abu ‘Abdur Rahman Al Hubuli dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
“Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” Rasulullah menambahkan : “Dan Arsy Allah itu berada di atas air.”
.
Hamba yang masih dominan ikatan duniawinya, bisa jadi dia diberi masalah duniawi bertubi-tubi sampai kebanyakan isi doanya adalah meminta diselesaikan masalah-masalah tersebut. Dengan begitu dia “dipaksa” membangun hubungannya dengan Allah, kembali ke fitrahnya sebagai hamba Allah, mulai menyadari betapa palsunya dunia yang sementara ini, dan mulai tergerak untuk mengenal Rabbnya lebih dalam.
Adapun hamba yang lebih dominan ikatan akhiratnya, biasanya problem duniawi sudah tidak terlalu mengganggu pikirannya. Di fase ini, bukan masalah duniawi lagi yang benar-benar membuatnya bersedih, tetapi musibah dinlah yang sungguh mengganggu hatinya.
Dia murung karena merasa sulit istiqamah dalam ketaatan.
Dia sering berduka cita karena merasa tidak baik menyembah Rabbnya.
Dia merasa sedih karena memandang dirinya lemah melaksanakan perintah Allah.
Dia sering menangis karena berkali-kali kalah oleh hawa nafsunya sehingga melanggar batasan.
Doa orang jenis kedua ini yang dominan adalah doa untuk kemaslahatan din, yakni sering meminta pertolongan supaya bisa membuat Allah rida.
Sesekali, saat dia sendiri mengingat Rabbnya, entah berdiri, duduk atau berbaring, berlinanglah air matanya, lalu terucap lirih dari lisannya,
يا مالك يوم الدين
إياك نعبد وإياك نستعين
“Yā mālika yaumiddīn, Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta‘īn”
(Muafa)
Mengapa doa orang tua kepada anaknya merupakan salah satu doa yang Allah kabulkan?
Karena merekalah orang yang paling tulus dalam mendoakan.
Doa yang khusyuk bersumber dari lubuk hati yang terdalam, tak jarang pula diselingi dengan tangisan.
Ketika mendoakan kebaikan, doa tersebut betul-betul tulus diucapkan.
Doa yang muncul dari rasa cinta dan harapan.
Mendoakan agar anak hidup bahagia, sekalipun orang tua tak ikut merasakan.
Mendoakan agar anak senantiasa dicukupi kekayaan, sekalipun diri sendiri hidup kekurangan.
Mendoakan agar anak sholeh, meski mungkin saja diri pribadi belum mencapai derajat kesholehan.
Pun begitu pula dengan doa keburukan,
Ketika doa ini terlontarkan, tak ada lain dan bukan karena dari hati yang terdalam.
Itulah sebabnya mengapa kita sebagai orang tua hendaknya membiasakan kata-kata baik untuk diucapkan.
Betapapun marahnya, betapapun kesalnya,
Tahanlah lisan dari mendoakan keburukan.
Karena ketika doa itu terkabulkan, kesedihan pasti ‘kan kita rasakan.
Atas apa yang menimpa anak akibat doa buruk yang terucap di lisan.
Anak tetaplah anak, bagaimanapun keadaan, yang selalu kita cinta tanpa berharap balasan.
Selalu doakanlah untuk mereka kebaikan, Semoga Allah senantiasa mengabulkan.
(Boris Tanesia)
Kita punya seabrek keinginan untuk dimintakan kepada Allah untuk segera dikabulkan. Tapi pada saat yang sama kita lamban dalam memenuhi hak-hak Allah, nyaman bergelimang dalam dosa, istiqamah dalam mengingkari-Nya. Bahkan untuk sekedar menggerakkan bibir berdoa untuk suatu permintaan saja malasnya bukan main.