Tetangga saya dulu di sini seorang cewek seksi. Hanya terpisah satu dinding dengan rumah saya.
Ke mana-mana pake tanktop atau rok mini yang kebangetan pendeknya, kerjanya hura-hura dan keluyuran mulu pulang malam sampe subuh.
Sembarang laki-laki jadi tamunya. Istri saya baru bisa merasa lega setelah cewek ini pindah entah ke mana, sayapun ikut lega secara saya jadi korban perasaan disuudzoni mulu disangka suka melirik-lirik.
Qadarullah bertahun kemudian kami menemuinya di tempat ngaji.
Gak kenal, hingga ia menegur duluan.
Gimana mau kenal kalo orangnya sudah bercadar dan jubah hitam nyaris tertutup semua, menikah dengan pria jenggotan bercelana cingkrang.
(Arham Rasyid)
Leave a Reply